Proses Implantasi
Implantasi adalah
suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan
menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan
epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi
pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus
atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya
blastosis pada epitel uterus.
Setelah minggu
pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang
berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan
berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas,
inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).
2. sinsitiotrofoblas
: terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan
dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini
akan berkembang menjadi PLASENTA. Di antara massa embrioblas dengan
lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang
nantinya akan menjadi RONGGA AMNION. Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi
menjadi dua lapis yang berbeda :
1. epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam,
berbatasan dengan bakal rongga amnion.
2. Hipoblas: selapis
sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga blastokista (bakal
rongga kuning telur).
Unit sel-sel blast
ini akan berkembang menjadi JANIN. Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas
membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput
Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac
(kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic
space) atau kandung kuning telur sederhana. Dari struktur-struktur tersebut
kemudian akan terbentuk KANDUNG KUNING TELUR, LEMPENG KORION dan RONGGA KORION.
Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk
lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka. Jaringan
endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua,
berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya
endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu
disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian
endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin) Pada
stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis
dua).
Dalam beberapa jam
pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk dua buah sel dan selanjutnya
dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid yang disebut morula.
Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uteru.
Selama perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan
membentuk rongga cairan dalam morula sehinga terbentuk blastosis
Implantasi adalah
suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan
menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan
epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi
pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus
atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya
blastosis pada epitel uterus
Embriogenesis
adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini
merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Secara umum, sel
embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain:
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2. Blastomer
3. Blastula
4. Gastrula
5. Neurula
6. Embrio / Janin
sel telur yang telah
mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk banyak sel kecil yang
akhirnya membentuk struktur blastomer, Blastomer akan melanjutkan pembelahan
dan menambah jumlah sel. Saat jumlah sel mencukupi, sel-sel dari kutub animal
akan berusaha membungkus sel dari kutub vegetal, yang disebut sebagai proses
Gastrulasi, untuk menjadi prekursor awal pembentukan organ dan jaringan tubuh
dewasa. Prekursor jaringan ini mulai dapat diamati dari sejak fase blastomer,
saat pembentukan kutub animal dan vegetal mulai terlihat. Prekursor jaringan
ini memiliki struktur awal berupa lapisan yang akan terbentuk selama proses
Gastrulasi. Lapisan tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Ektoderm : lapisan yang akan memberi bentuk luar hewan
keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf, dibentuk dari
sebagian besar kutub animal.
2. Endoderm : lapisan yang dibuat dari kutub vegetal dan
merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari sebagian besar kutub
vegetal.
3. Mesoderm :
merupakan lapisan prekursor otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya
yang akan menghubungkan antara ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian
kutub animal dan kutub vegetal.
Fase Blastula
Blastula
terbentuk ketika sel struktur blastomer terus membelah, bergerak,
dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar